Perolehan Aset Tetap dalam Akuntansi

Perolehan Aktiva Tetap

 

 

Banyak macam cara dalam proses perolehan aset tetap, nanti saya akan posting satu satu dan contoh kasusnya, diantaranya

  • Dibeli secara tunai 
  • Dibeli dengan cara mencicil
  • Pertukaran
  • Dibangun sendiri
  • Dibeli dengan saham

Pada konsep dasarnya, perolehan aset tetap diakui sebesar HARGA PEROLEHAN.

 

Apa itu harga perolehan ?

 

Harga perolehan adalah SELURUH BIAYA yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut mulai dari biaya pembelian hingga semua biaya yang timbul hingga aset tetap tersebut siap digunakan atau dioperasikan.

 

Singkatnya:

 

Harga beli + semua biaya yang timbul dari proses pembelian hingga aset siap digunakan


perolehan aset tetap

Perolehan Aktiva Tetap

 

Aset Tetap Dibeli Tunai

Aset tetap yang diperoleh dengan dibeli secara tunai dicatat sebesar nominal yang dibayarkan.

 

Biasanya terdiri atas harga beli aset tetap termasuk juga didalamnya bea impor dan PPN masukan ditambah dengan semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap tersebut

 

Seperti beban angkut, biaya pasang, ongkos balik nama, beban bongkar muat, juga biaya seperti membayar profesional yang dibutuhkan.

 

Dan apabila dalam pembelian tunai aktiva tetap terdiri dari berbagai macam aset tetap, maka harga pokok masing masing aset tersebut ditetapkan berdasar harga pasar relatif.

 

Apabila harga pasar relatif tidak diketahui, maka alokasi harga perolehan aset bisa dilakukan berdasar surat bukti dari suatu entitas/lembaga independen misalnya pajak.

 

Contoh Soal

 

PT Blimbing yang beroperasi di  Kota Malang membeli sebuah mesin dari perusahaan supplier di Surabaya seharga Rp 1000, Pph 22 sebesar 7.5%

 

PT Blimbing, mesin dikirim via kurir yang ditunjuk, ongkos kirim dari Surabaya ke Malang sebesar Rp 100, dan instalasi pemasangan mesin memakan biaya Rp 50, dan asuransi pengiriman sebesar Rp 15

 

Bagaimanakan perlakuan akuntansi atas pembelian mesin tersebut ?

 

* Penilaian Aset:

 

Jika di uraikan, semua pengeluaran untuk memperoleh mesin tersebut adalah sebagai berikut :

 

Pembelian

 

1000

Pph 22

 

75

Ongkos Kirim

 

100

Asuransi

 

15

Biaya Instalasi

 

   50

 Total Biaya

 

1240

 

Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.240 merupakan harga perolehan atas mesin tersebut


* Pengakuan Aset (pencatatan)

 

Pencatatan wajar:

 

 

Debit

|

Mesin

 

Rp1.240

 

Credit

|

Kas

   

Rp1.240

 

 

Pencatatan tidak wajar:

 

Debit

|

Mesin

 

1000

 

Debit

|

Pph 22

 

75

 

Debit

|

Ongkos Kirim

 

100

 

Debit

|

Asuransi

 

15

 

Debit

|

Biaya Instalasi

 

50

 

Credit 

|

Kas

   

1240

 

 

 

Pertanyaannya: 

 

Apa alasan mengapa pada penjurnalan yang pertama dikatakan wajar sedangkan penjurnalan kedua tidak wajar ? 

 

Ini dikarenakan, hendaknya pengeluaran/biaya yang dikeluarkan diakui saat periode dimana manfaat atas pengeluaran tersebut akan didapat/diperoleh.

 

Dalam contoh tadi, apabila dilakukan penjurnalan seperti yang kedua, maka ketika penutupan buku akan terlihat beban yang sangat tinggi.

 

Bahkan mungkin bisa menakibatkan PT. Blimbing terlihat seperti mengalami kerugi yang sangat besar karena pembebanan biaya kirim dan biaya instalasi secara bersamaan. 

 

Sementara itu mesin yang diperoleh masih belum menghasilkan produk (output)

 

Mesin masih tidak memberikan manfaat 

 

Sedangkan pada periode berikutnya laba akan nampak tinggi karena biaya yang diakui saat pembelian mesin yang sudah dimanfaatkan tidak ada karena sudah diakui saat periode pembelian..

 

Pencatatan akan menjadi wajar jika semua biaya biaya yang dikeluarkan tadi dikapitalisi atau diakui sebagai Harga Perolehan mesin 

 

Kemudian pembebanannya dialokasikan secara bertahap pada periode berikutnya, periode dimana manfaat dari mesin tersebut dirasakan.

 

Pembelian Aset Tetap secara Gabungan (Lumpsum)

 

Apabila aset tetap yang dibeli secara gabungan, atau lebih dari satu jenis aset tetap, harga perolehannya dialokasikan atau dibagi kepada masing masing aset tersebut.

 

Pengalokasian harga perolehan gabungan berdasar pada perbandingan nilai wajar pada tiap aset yang bersangkutan.

 

Contoh :

 

Suatu tanah, bangunan dan peralatan diperoleh dengan harga Rp.8000, menurut taksiran fiskus, harga masing-masing aktiva tersebut adalah :

 

Tanah Rp. 3.100, bangunan Rp. 2.500 dan peralatan Rp. 1.500

 

Maka untuk menentukan harga perolehan masing-masing aktiva tersebut adalah :

 

perolehan aset tetap

Perolehan Aset Tetap

 

Dan jurnalnya sebagai berikut:

 

Debit

|

Land

 

3.500

 

Debit

|

Building

 

2.800

 

Debit

|

Equipment

 

1.700

 

Credit

 |

Cash

   

8.000

 

 

Aset yang di catat adalah harga perolehan bukan taksiran dari fiskus, tapi setelah ditambahi pembagian selisih harga beli secara keseluruhan yang sudah didistribusikan.

 
 
 
 
Kalkulator
 
 
Today, there have been 4 visitors (70 hits) on this page!
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free