Manajemen keuangan adalah catat mencatat uang saja. Paham akuntansi dan menjadi tanggung jawab bagian keuangan.
Iu tidak salah. Tapi itu masih terlalu sempit. Manajemen keuangan lebih luas dari itu.
Pengertian Manajemen Keuangan

|
manajemen keuangan
|
Definisinya kira kira seperti ini:
Pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas organisasi untuk mengusahakan: mendapatkan, mengalokasikan, menggunakan dana organisasi secara efektif dan efisien.
Awalnya, manajemen keuangan hanya untuk memperoleh dana saja. Manajer keuangan mencari dana untuk kebutuhan perusahaan. Mencarinya bisa dengan utang, atau tambahan modal pemiliknya. Atau dari sisa laba tahun sebelumnya (laba ditahan).
Namun tuntutan jaman sudah berubah. Persaingan industri semakin ketat. Membuat peran manajemen keuangan bertambah. Lebih komplek. Dan lebih detail lagi: Menggunakan dana sekaligus mengelola aset perusahaan. Aset yang diperoleh dari dana yang berhasil dikumpulkan.
Manajemen merencanakan kebutuhan dana. Kemudian mencarinya. Dan menggunakanya: membeli aset atau belanja modal. Tidak sampai disana: juga mengelola asetnya.
Seperti itu ilmu manajemen keuangan yang modern. Tidak sebatas mengurusi akuntansi. Akuntansi atau keuangan hanya sebagian kecil.
Manajemen keuangan adalah sebuah proses didalam kegiatan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan yang dimulai dengan cara mendapatkan dan menggunakan.
Penggunaan dana yang diperoleh harus tepat sasaran, efektif dan efisien agar tujuan keuangan yang telah direncanakan bisa terealisasi.
Perlukah Manajemen Keuangan? Seberapa Penting?
Satu kata: perlu.
Tidak peduli bisnisnya dibidang apa: industri manufaktur, jasa atau perdagangan butuh manajemen keuangan.
Tidak peduli skala perusahaan: besar, menengah, kecil bahkan jualan kacang goreng sekalipun butuh manajemen keuangan.
Ah masa....?
Di usaha kecil tidak ada Manajemen. Semua dikelola sendiri. Seadanya dan semampunya. Usaha kecil itu: pemiliknya memproduksi sendiri, kulakan sendiri, diangkut sendiri, dijual sendiri, dijalani sendiri. Pemilik sekaligus kuli, sekaligus sales. Tidak terlihat: manajemen keuangan.
Tunggu dulu, lihatlah ini:
Sebelum berjualan. Mereka sudah pasti memikirkan ini: berapa modal yang dibutuhkan. Dari mana modalnya. Peralatan (aset) apa yang harus dibeli. Bagaimana cara menggunakan dan merawat peralatannya. Keperluan bahan bakunya. Harga jualnya. Cicilannya (kalau hutang). Sewa tempatnya. Meningkatkan produksinya. Dan lain lainnya.
Intinya mereka sudah melakukan ini: merencanakan kebutuhan dana, menggunakan dan mengelolanya. Tanpa sadar. Tanpa belajar teori. Tanpa ilmu manajemen modern. Seperti di perusahaan perusahaan besar.
Sederhana memang. Tapi tetap itu adalah ilmu manajemen keuangan.
Bayangkan. Untuk menjual gorengan: butuh manajemen keuangan. Yang modalnya kecil itu. Yang perputaran uangnya kecil itu. Yang untungnya kecil itu. Apalagi usaha yang lebih besar. Bahkan perusahaan sangat besar.
Prinsip Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan tidak hanya berbicara tentang pencatatan akuntansi saja.
Lebih dari itu. Manajemen keuangan adalah bagian yang penting dan tidak bisa dianggap sebagai suatu kegiatan yang hanya menjadi urusan orang orang keuangan.
Didalam prakteknya, manajemen keuangan muncul untuk menyehatkan kondisi keuangan perusahaan.
Untuk itu diperlukan prinsip-prinsip keuangan yang mendasarinya. Perhatikan infografis berikut:

|
7 prinsip manajemen keuangan
|
1. Consistency (Prinsip Konsistensi)
Prinsip konsistensi maksudnya: tidak berubah. Kebijakan dan sistem keuangan perusahaan harus sama disetiap periode.
Konsisten disini bukan berarti tidak bisa dirubah sama sekali. Boleh dilakukan penyesuaian. Terlebih jika ada: perubahan kondisi. Internal atau eksternal.
Jika ada perubahan: harus diumumkan. Juga disertai alasannya. Alasan yang jelas dan bisa diterima.
Bagaimana jika tidak konsisten? pertanda pertanda buruk.
Orang akan menilai: ada manipulasi pengelolaan keuangan. Apalagi jika tidak disertai alasan yang jelas. Dan masuk akal. Informasi seperti ini pengaruhnya besar. Bisa meruntuhkan nilai perusahaan: harga saham.
Misalnya ini: kebijakan pencatatan penyusutan pada aset perusahaan. Secara teknis: ada beberapa cara dalam mencatatan penyusutan. Jika telah memilih salah satu teknik. Maka sebaiknya teknik itu digunakan terus.
Penyusutan adalah biaya. Artinya mengurani laba. Jika teknik penyusutannya berubah: biaya yang dihasilkan juga ikut berubah. Endingnya: laba perusahaan juga ikut berubah. Bisa lebih tinggi atau lebih rendah.
Maka laba yang dihasilkan tidak stabil. Jika dibandingkan dengan periode periode sebelumnya. Investor tahu: perusahaan yang tidak stabil itu tidak bagus. Pandangan ini bisa membuat harga saham turun.
2. Accountability (Prinsip Akuntabilitas)
Prinsip akuntabilitas adalah sebuah kewajiban hukum maupun moral yang melekat pada tiap tiap individu, kelompok maupun perusahaan dalam memberikan penjelasan bagaimana penggunaan dana atau kewenangan yang telah diberikan.
Tiap individu atau kelompok harus bisa menjelaskan mengenai penggunaan dana dan hal hal apa saja yang telah dicapainya.
Prinsip ini dibutuhkan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan supaya semua mengetahui bagaimana kewenangan dan dana yang didapat tersebut dipergunakan.
3. Transparancy (Prinsip Transparansi)
Manajemen harus terbuka terhadap pekerjaanya, memberi informasi tentang semua kegiatan yang dilakukan kepada yang berkepentingan.
Termasuk memberi laporan keuangan yang lengkap, wajar, tepat waktu dan akurat yang bisa diakses dengan mudah oleh pihak yang membutuhkan.
Penyimpangan terhadap prinsip transparansi ini bisa mengindikasikan bahwa manajemen telah menyembunyikan sesuatu, dan hal seperti ini sangat bisa merusak perusahaan.
4. Viability (Prinsip Kelangsungan Hidup)
Seluruh pengeluaran operasional maupun yang berada ditingkat yang strategis harus disesuiakan dengan dana yang ada, hal ini harus dilakukan supaya kesehatan keuangan perusahaan bisa tetap terjaga.
Pemilik perusahaan tentu ingin kelangsungan usahanya tidak berhenti, beroperasi terus menerus secara berkelanjutan.
Manajemen keuangan wajib menyusun rencana keuangan yang bisa menunjukkan sejauh mana sebuah perusahaan bisa menjalankan rencana strategisnya dalam memeuhi kebutuhan keuangan yang diperlukan.
5. Integrity (Prinsip Integritas)
Setiap individu harus memiliki tingkat integritas yang mumpuni dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Selain itu catatan dan laporan keuangan harus terjaga intergritasnya dengan memberikan informasi keuangan yang lengkap dan tingkat keakuratan yang tinggi pada pencatatan keuangan perusahaan.
6. Stewardship (Prinsip Pengelolaan)
Manajemen keuangan harus bisa mengelola dengan efektif dana yang sudah didapat dan menjamin dana yang diperoleh tersebut akan digunakan sebaik mungkin.
Manajemen keuangan harus melakukannya dengan hati hati saat menyusun rencana strategis, mengidentifikasi resiko keuangan dan menyusun serta membuat sistem pengendalian keuangan yang paling sesuai dengan karakter perusahaan.
7. Accounting Standards (Prinsip Standar Akuntansi)
Sistem akuntansi keuangan yang digunakan harus sesuai dengan prinsip dan standar aturan akuntansi yang berlaku umum.
Prinsip ini bertujuan supaya laporan keuangan yang dihasilkan manajemen bisa dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan.